“Bunda, keputihan itu apa?”
“Bunda, air mani itu seperti apa bentuknya?”
Beberapa pertanyaan yang mungkin akan keluar dari anak usia dasar yang mungkin bisa membuat orangtua syok bahkan jadi mengalihkan pembicaraan. Padahal, ketika seorang anak bertanya terkait apapun, itu adalah golden moment yang harus kita syukuri. Apalagi pengaruh nasehat untuk anak usia 0-6 tahun, orangtua punya pengaruh yag sangat tinggi, sebelum mereka lebih mudah dipengaruhi oleh gurunya disaat usia 7-12 tahun. Kita sebagai orangtua tidak perlu khawatir jika mendapatkan anak-anak bertanya terutama terkait pendidikan seksualitas karena anak berhak mendapatkan penjelasan terutama dari orangtua.
Menurut salah seorang psikolog sekaligus seksolog bernama Baby Jim, kurangnya pengetahuan seksual pada anak akan memicu keingintahuan berlebih pada anak, terutama jika anak tersebut telah menginjak remaja. Bahkan bisa membuat anak melakukan menyimpangan seksual atau mengalami kekerasan seksual.
Pendidikan seksualitas bukan hanya terkait dengan hubungan seks. Pendidikan seks meliputi proses terjadinya pembuahan, proses kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek aspek kesehatan secara jelas dan benar. Pendidikan seksual juga meliputi pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak sejak dini sesuai fase seksualitasnya.
Secara umum, anak-anak akan mengalami fase-fase seksualitas berikut:
Berdasarkan fase tersebut, maka pendidikan seks dapat dilakukan secara bertahap sesuai usianya:
Contoh pendidikan seksualitas yang bisa diberikan untuk usia TK sampai SD:
Ketika anak bertanya seperti diatas, sebagai orangtua bisa menjawabnya seperti ini:
“Oh keputihan itu keluarnya cairan bening atau putih dari vagina. Tidak berwarna dan tidak berbau, nak”
Saat anak terutama anak sekolah dasar menanyakan tentang bentuk air mani, bunda bisa praktek dengan mengambil tepung kanji yang dilarutkan ke air sampai ga terlalu kental tapi ga terlalu encer untuk simulasi bentuk air mani. Hal ini dilakukan agar lebih mudah menjelaskan kepada anak. Orangtua tidak perlu malu apalagi tabu ketika dihadapkan dengan pertanyaan anak-anak. Berikut kiat menghadapi pertanyaan anak terkait seksualitas.
“Menurut Kaka apa?”
Peran orangtua, guru dan pemerintah sangat diperlukan dalam penerapan Sex Education. Di lingkungan keluarga orangtua dapat memberi pembelajaran sederhana kepada anaknya sejak usia dini. Di lingkungan sekolah guru memberi pengetahuan melalui materi pembelajaran. Sedangkan untuk pemerintah, bisa lebih banyak mengadakan sosialisasi untuk orangtua tentang seberapa pentingnya pendidikan seks dan mengadakan kelas pendidikan seks di seluruh sekolah.
Jangan pernah merasa bahwa pendidikan seks merupakan hal yang tabu. Pemahaman orangtua tentang seks bisa menjadi penyelamat anak-anak di kemudian hari.
Penulis : Desty Pujianti, Konsultan Anak dan Remaja, Duta Kesehatan Mental Dandiah Care Center
Editor : Amalia, Harmanto, Kurniawan, Hildha
Referensi :